Peristiwa kebakaran di Hotel Manohara menghebohkan kawasan Candi Borobudur. Digunakan sebagai akomodasi untuk wisatawan, kebakaran ini terjadi pada Sabtu dini hari, 19 September 2025, dan mengundang perhatian publik.
Tim dari Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) mengonfirmasi bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Hal ini menjadi kabar baik di tengah situasi yang mengkhawatirkan.
Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 00.22 WIB dan dapat dipadamkan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu pukul 01.15 WIB. Tim internal PT TWC berkolaborasi dengan pemadam kebakaran setempat dan tim gabungan untuk menangani situasi ini.
Destantiana Nurina, Corporate Secretary Group Head PT TWC, menyatakan bahwa koordinasi yang baik dan tanggap mereka adalah kunci dalam memadamkan api. Kesiapsiagaan dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk sangat diperlukan dalam situasi darurat seperti ini.
Kepastian Prosedur dan Kesiapsiagaan Tim dalam Menghadapi Kebakaran
InJourney Destination Management (IDM) telah berupaya menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) kedaruratan dengan baik. Kerangka kerja yang terstruktur ini berperan penting dalam penanganan awal untuk mencegah kebakaran menyebar lebih luas.
“Kami telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk memastikan api tidak menyebar,” jelas Destantiana. Meskipun tidak ada korban jiwa, mereka kini fokus pada evaluasi dampak yang ditimbulkan.
Koordinasi ini termasuk melibatkan otoritas setempat serta tim pemadam kebakaran yang memiliki pengalaman dalam menangani kebakaran. Kepastian penanganan darurat menunjukkan rasa tanggung jawab tinggi dari pihak pengelola.
Penutupan area kejadian untuk memastikan keamanan bersama menjadi tindakan yang diambil selepas kebakaran. Langkah pencegahan ini dianggap sangat penting untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat sekitar dan pengunjung Candi Borobudur.
Analisis Dampak Kebakaran Terhadap Pariwisata di Borobudur
Kebakaran di Hotel Manohara tentunya meninggalkan jejak dampak baik secara ekonomi maupun reputasi. Sebagai salah satu tempat wisata utama di Indonesia, Candi Borobudur sangat bergantung pada kesan yang ditinggalkan kepada pengunjung.
Keberadaan hotel di sekitarnya berperan penting dalam menyediakan akomodasi bagi wisatawan domestik maupun internasional. Kebakaran ini dapat mempengaruhi keputusan wisatawan untuk mengunjungi kawasan tersebut dalam waktu dekat.
Kendati demikian, upaya cepat dalam penanganan kebakaran menjadi faktor penentu yang dapat meredakan kekhawatiran pengunjung. Ketepatan respon darurat dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap keamanan dan kenyamanan saat berkunjung.
Beberapa warga lokal juga menyatakan kekhawatiran terkait dampak jangka panjang setelah kebakaran ini. Potensi kerugian finansial dan reputasi yang rusak adalah hal yang perlu dikhawatirkan bagi mereka yang bergantung pada sektor pariwisata.
Peran Komunitas dan Reaksi Masyarakat Setempat Setelah Kebakaran
Setelah kebakaran, reaksi masyarakat setempat sangat beragam. Beberapa mengungkapkan rasa syukur karena tidak ada korban jiwa, sementara yang lain mengungkapkan keprihatinan terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan.
Komunitas sekitar berperan aktif dalam memberikan dukungan kepada pihak pihak yang terpengaruh. Konsolidasi ini menciptakan solidaritas yang kuat, di mana mereka bersama-sama merencanakan langkah-langkah untuk pemulihan.
Industri lokal, seperti UMKM yang bergantung pada wisatawan, juga merasakan dampaknya. Sejumlah pemilik usaha kecil mulai mencari cara alternatif dalam menarik pengunjung meskipun kebakaran baru saja terjadi.
Rekomendasi masyarakat untuk meningkatkan keamanan adalah hal yang perlu diperhatikan. Keterlibatan warga untuk meningkatkan fasilitas dan prosedur keamanan merupakan bagian dari langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang.