Hotel Aman di New York, Amerika Serikat baru-baru ini mencuri perhatian publik. Keterkaitannya dengan Glory Lamria, mahasiswi yang menyambut Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum ke-80 PBB, menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Foto Glory yang berpose di hotel mewah tersebut juga viral, dengan warganet mencatat bahwa harga sewa kamar di sana bisa mencapai puluhan juta rupiah per malam. Namun, ada lebih banyak cerita menarik di balik jaringan hotel Aman yang ptulnya didirikan oleh sosok penting berkawan Indonesia.
Aman Resort telah tersebar di seluruh dunia, menawarkan pengalaman berlibur yang sangat istimewa. Dengan harga per malam yang bervariasi, banyak pengunjung yang rela merogoh kocek dalam-dalam demi menikmati kemewahan layanan yang ditawarkan di setiap cabang.
Kisah Pendiri Hotel Aman yang Menginspirasi
Pendirian Aman Resort bermula dari Adrian Willem Ban Kwie Lauw-Zecha, yang lebih dikenal sebagai Adrian Zecha. Meskipun saat ini CEO Aman dijabat oleh Vladislav Doronin, perjalanan hidup Adrian penuh dengan tantangan dan keberhasilan yang luar biasa.
Adrian lahir dalam keluarga Tionghoa terkemuka dan kaya di Indonesia. Keluarganya dikenal sebagai ‘cabang atas’, yang artinya memiliki kedudukan sosial dan ekonomi yang tinggi di masyarakat. Namun, kehidupannya berubah drastis pada periode 1956-1957 ketika nasionalisasi berlangsung.
Saat itu, bisnis keluarganya diambil alih oleh pemerintah, dan mereka terpaksa pindah ke Singapura. Adrian yang masih berada di Amerika serikat, sedang menyelesaikan karir sebagai jurnalis di Time, memanfaatkan pengalamannya dalam perjalanan untuk menggali potensi di industri perhotelan.
Awal Karier dan Visinya dalam Industri Perhotelan
Adrian memulai kariernya di industri perhotelan dengan mendirikan Regent International Hotels pada tahun 1972. Namun, ketidakpuasan terhadap konsep hotel besar dan mengganggu keindahan alam mendorongnya untuk mendirikan hotel dengan pendekatan yang berbeda.
Dia ingin membangun hotel eksklusif dan kecil dengan jumlah kamar yang terbatas, sehingga setiap tamu akan mendapatkan perhatian maksimal. Helikopter gratis serta pelayanan prima menjadi daya tarik dari konsep tersebut.
Karya pertamanya adalah Amanpuri, terletak di Phuket, Thailand, yang selesai dibangun pada Desember 1987. Nama Amanpuri sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti “tempat damai,” melambangkan visi dan misi yang ingin disampaikan kepada para tamu hotel.
Keberhasilan Aman dan Filosofi Pelayanan yang Berbeda
Keberhasilan Aman Resort tidak lepas dari strategi bisnis yang inovatif. Dengan meminimalkan jumlah kamar, Adrian memastikan bahwa pelayanan yang diberikan benar-benar berkualitas, memberikan pengalaman yang sulit dilupakan bagi para tamu.
Melalui filosofi ini, Amanpuri langsung mendulang kesuksesan dan popularitas, tak lama setelah dibuka. Visi Adrian dalam mencari lokasi di tempat-tempat wisata terpencil juga sangat brilian, menjadikannya pelopor hotel eksklusif di lokasi yang tidak biasa.
Seiring berjalannya waktu, Aman Group bertumbuh menjadi salah satu perusahaan perhotelan terkemuka secara global. Setiap hotel dengan nama “Aman” di belakangnya kini menjadi simbol kemewahan dan eksklusivitas.
Kini, dengan jangkauan yang sudah mencakup lebih dari 20 negara, Aman Resort telah menjelma menjadi ikon dalam dunia perhotelan. Setiap kali orang-orang melihat nama Aman, mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dan tidak terlupakan.
Dalam perjalanan panjangnya, Adrian Zecha telah membuktikan bahwa dengan kemauan dan visi yang jelas, seseorang bisa meraih kesuksesan bahkan di tengah berbagai tantangan hidup. Masyarakat Indonesia sepatutnya merasa bangga karena perjalanan sukses Aman Resort berakar dari ide-ide seorang anak bangsa yang mewujudkan impiannya dengan penuh dedikasi.