Modus penipuan di bidang keuangan semakin berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi digital. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para pemimpin di berbagai daerah, termasuk Bupati Banyumas, yang mengalami sendiri dampak dari tindakan tidak bertanggung jawab tersebut.
Sadewo Tri Lastiono, Bupati Banyumas, mengungkapkan fenomena ini terjadi dengan semakin beragamnya bentuk penipuan. Ia menceritakan bahwa namanya, beserta nama pejabat lain dalam pemerintahan, telah dicatut untuk mendapatkan keuntungan yang merugikan masyarakat.
“Saat ini, banyak teknik penipuan yang muncul. Belakangan ini, nama saya, nama Sekretaris Daerah, dan nama Wakil Bupati digunakan untuk memanipulasi orang lain. Bahkan, ada yang berani menghubungi menggunakan nama saya melalui aplikasi pesan, meminta uang dengan dalih menjual mobil dan meminta uang muka sebesar Rp 5 juta,” ungkapnya dalam acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Purwokerto.
Perkembangan Teknologi dan Penipuan yang Semakin Canggih
Sadewo juga menyoroti adanya penggunaan teknologi canggih dalam penipuan. Ia menyebutkan bahwa pihak-pihak tertentu menggunakan video call dengan kecerdasan buatan untuk meniru dirinya dengan sangat realistis.
“Ada yang berani video call menggunakan teknologi AI dan berbicara dengan cara seperti saya. Gerak bubuh dan mimik wajahnya hampir tidak bisa dibedakan,” jelasnya. Kondisi ini menunjukkan pergeseran dalam cara orang melakukan penipuan, yang kini memanfaatkan kemajuan teknologi.
Menurutnya, penggunaan teknologi untuk kepentingan negatif ini semakin meluas, sehingga memerlukan perhatian yang serius dari masyarakat. “Saya yakin dengan adanya kegiatan seperti Bulan Inklusi Keuangan ini, masyarakat akan lebih memahami apa itu inklusi keuangan,” tambahnya.
Pentingnya Edukasi Keuangan di Era Digital
Sebagai bagian dari acara Bulan Inklusi Keuangan 2025, Sadewo menekankan bahwa financial expo bukan hanya sekadar pameran produk keuangan. Namun, lebih dari itu, acara ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat di era digital.
“Dalam konteks ini, masyarakat perlu meningkatkan kecerdasan dan kebijaksanaan dalam pengelolaan keuangan mereka,” ujarnya. Ini menjadi penting dalam menghadapi risiko yang mungkin muncul akibat penipuan yang semakin canggih.
Sadewo menambahkan bahwa edukasi mengenai inklusi keuangan sangat diperlukan untuk melindungi masyarakat dari berbagai bentuk penipuan yang ada. “Masyarakat harus tahu bagaimana cara mengelola uang dan menghindari risiko penipuan,” katanya.
Membangun Kepercayaan dan Kewaspadaan di Masyarakat
Kegiatan yang diselenggarakan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan yang ada. Selain itu, kewaspadaan tinggi juga harus ditanamkan kepada masyarakat agar tidak mudah terpancing oleh tawaran yang terlihat menggiurkan.
“Mereka perlu menyadari bahwa tidak semua tawaran adalah buku panduan yang menghasilkan keuntungan,” tambah Sadewo. Dengan pemahaman ini, diharapkan masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial.
Pentingnya informasi yang akurat mengenai cara kerja dunia keuangan menjadi hal yang tak terpisahkan. “Dengan pengetahuan yang tepat, masyarakat dapat menangkal berbagai bentuk penipuan yang mengancam,” jelasnya.
Sadewo juga menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya menyediakan informasi yang tepat mengenai keuangan. Dengan demikian, masyarakat dapat mengenali berbagai tekanan yang dapat mengarah pada penipuan dan bagaimana cara mengatasinya.
“Kami berkomitmen untuk selalu memberikan edukasi finansial kepada warga agar mereka tidak mudah terjebak dalam praktik penipuan,” ujarnya. Langkah-langkah konkret seperti ini diharapkan mampu mencegah terjadinya penipuan yang semakin marak di masyarakat.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat, hal ini akan memberi dampak signifikan dalam menciptakan lingkungan keuangan yang sehat dan aman. Tanpa langkah-langkah preventif, risiko penipuan dalam sektor keuangan dapat menimbulkan kerugian yang besar dan berkelanjutan.