Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian baru-baru ini mengungkapkan bahwa inflasi nasional pada akhir Oktober 2025 berada pada tingkat yang masih terkendali, yaitu 2,65 persen. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari intervensi pemerintah, terutama dalam menjaga kestabilan harga pangan pokok seperti beras.
Pernyataan tersebut disampaikan Tito usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar di Kampus IPDN Jatinangor, pada Senin (27/10/2025). Menurutnya, penanganan inflasi ini sangat penting agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
“Inflasi cukup baik, kita lihat terjaga di angka 2,65 persen. Kemudian juga untuk pangan, harga beras menunjukkan perbaikan yang signifikan,” kata Tito. Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah mulai membuahkan hasil yang positif.
Ia menginformasikan bahwa jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras terus menurun. Tito mencatat, saat ini hanya ada 51 daerah yang harga berasnya naik, sementara lebih dari 250 daerah mengalami penurunan harga.
“Artinya, intervensi dari Bulog, Kementerian Pertanian, dan Badan Pangan Nasional sangat efektif dalam menstabilkan harga beras,” ujarnya. Ini mencerminkan upaya kolaboratif tersebut mencapai tujuan yang diharapkan.
Meski kondisi inflasi dan harga pangan menunjukkan perbaikan, Tito mengakui bahwa ada beberapa komoditas yang masih perlu perhatian. Salah satunya adalah harga telur ayam ras, yang menunjukkan tekanan permintaan. Selain itu, harga cabai merah juga perlu dikelola dengan lebih baik.
“Kenaikan harga telur ayam ras sedikit memberatkan masyarakat. Namun, daging ayam ras masih relatif stabil,” katanya. Ia menjelaskan bahwa permintaan yang meningkat, terutama karena program Makan Bergizi Gratis (MBG), mempengaruhi tren ini.
Peran Pemerintah dalam Mengendalikan Inflasi Pangan
Pemerintah memiliki peran krusial dalam menjaga kestabilan ekonomi, terutama terkait inflasi dan harga pangan. Upaya yang sudah dilakukan dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan sangat berpengaruh terhadap kondisi pasar.
Melalui program intervensi, pemerintah berusaha untuk menstabilkan harga pangan agar tidak menjadi beban bagi masyarakat. Dalam hal ini, penanganan harga beras adalah salah satu prioritas utama.
Intervensi yang dilakukan oleh pemerintah termasuk penyediaan stok beras yang memadai dan mendukung petani agar dapat memenuhi kebutuhan pasar. Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa pangan tetap terjangkau bagi masyarakat.
Dalam konteks ini, kerjasama antar berbagai lembaga, seperti Bulog dan Kementerian Pertanian, menjadi sangat penting. Setiap lembaga memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun semua berfokus pada satu tujuan besar: menstabilkan harga pangan.
Pendekatan berbasis data juga sangat diutamakan agar intervensi yang dilakukan tepat sasaran. Dengan demikian, berbagai program dan kebijakan bisa beradaptasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
Tantangan yang Dihadapi dalam Mengendalikan Inflasi
Di tengah upaya untuk menjaga inflasi tetap terkendali, berbagai tantangan masih harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah variasi permintaan dan penawaran di pasar.
Komoditas tertentu, seperti telur dan cabai, sering kali mengalami fluktuasi harga yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh faktor cuaca, musim tanam, dan perilaku konsumen yang tidak terduga.
Pemerintah perlu mengembangkan strategi yang lebih adaptif untuk menangani fluktuasi ini. Pendekatan berbasis riset dan analisis dapat membantu pemerintah dalam merumuskan langkah-langkah yang lebih efektif.
Salah satu inisiatif yang dapat membantu adalah membangun jaringan distribusi yang lebih efisien. Dengan cara ini, komoditas yang mengalami surplus dapat didistribusikan ke daerah yang mengalami kekurangan.
Selain itu, edukasi kepada petani tentang cara meningkatkan hasil panen juga perlu menjadi perhatian. Hal ini bisa membantu mengurangi ketergantungan pada komoditas impor yang sering kali menghasilkan tekanan pada inflasi.
Strategi Jangka Panjang untuk Stabilitas Inflasi
Dalam jangka panjang, pencapaian stabilitas inflasi memerlukan strategi yang bersifat komprehensif. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan produktivitas sektor pertanian nasional. Ini mencakup pemanfaatan teknologi dan praktik pertanian yang lebih modern.
Pemerintah juga perlu melakukan investasi dalam riset dan pengembangan pertanian. Hal ini untuk menemukan varietas unggul dan teknik budidaya yang lebih efisien, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian.
Pembangunan infrastruktur yang memadai menjadi faktor penting lainnya. Jalan yang baik dan akses yang lebih mudah ke pasar dapat membantu petani memasarkan hasil panen mereka secara lebih efektif.
Kemitraan dengan sektor swasta untuk inovasi dalam distribusi dan pemasaran juga perlu diperkuat. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan dorongan untuk stabilitas inflasi dapat tercapai dengan lebih baik.
Secara keseluruhan, pencapaian stabilitas harga pangan memerlukan keselarasan antara kebijakan pemerintah dan tindakan di lapangan. Semua pihak perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan ini, demi kesejahteraan masyarakat luas.













