PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) baru-baru ini mengajukan permohonan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mendapatkan izin pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru di Mempawah, Kalimantan Barat. Melalui proyek ini, Inalum berharap dapat memastikan pasokan listrik untuk smelter baru yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2029.
Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, menjelaskan bahwa PLTU yang diusulkan diharapkan dapat beroperasi selama 30 tahun dan menjadi sumber energi utama bagi pengolahan aluminium di kawasan tersebut. Dengan demikian, proyek ini dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan listrik.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Melati mengemukakan harapannya agar Kementerian ESDM memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini. Menurutnya, usia ekonomi dari smelter baru yang akan dibangun sangat bergantung pada ketersediaan energi yang stabil selama periode tersebut.
Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik untuk Smelter Baru
Rencana pembangunan PLTU di Mempawah menjadi penting tidak hanya bagi Inalum, tetapi juga bagi perkembangan industri aluminium di Indonesia. Dukungan pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan agar proyek tersebut dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Melati menegaskan pentingnya kejelasan dalam jaminan pasokan listrik dari sistem kelistrikan yang ada.
Melalui pengembangan PLTU, Inalum berharap daya saing produk aluminium Indonesia dapat meningkat. Dengan ketersediaan energi yang berkelanjutan, diharapkan proses produksi dapat berlangsung tanpa hambatan. Hal ini berimplikasi positif terhadap target produksi nasional dalam sektor aluminium.
Lebih jauh, Melati juga menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang mendukung penggunaan sumber energi bersih. Meskipun saat ini terjadi pergeseran menuju energi bersih, dia berharap ada ruang bagi pembangunan PLTU yang bisa mendukung industri lokal. Dengan adanya PLTU ini, diharapkan kebutuhan energi untuk smelter baru dapat terpenuhi dengan baik.
Tantangan dalam Transisi Energi Bersih
Pemerintah Indonesia saat ini tengah berusaha mengalihkan ketergantungan dari energi berbasis batu bara ke energi yang lebih bersih. Rencana ini mencakup penghentian penggunaan PLTU secara berangsur-angsur, yang menjadi tantangan bagi proyek-proyek baru seperti yang diusulkan oleh Inalum. Melati berharap agar kebijakan tersebut tidak menghambat pengembangan industri akan energi yang mendukung investasi jangka panjang.
Dengan transisi energi ini, Inalum berupaya beradaptasi dan berkontribusi pada inisiatif keberlanjutan yang digalakkan pemerintah. Di samping itu, perlunya pengecualian bagi pembangunan PLTU ini menjadi sangat vital untuk menjamin ketersediaan energi untuk proyek mereka. Tanpa langkah ini, prospek smelter baru dapat terancam.
Di tengah kabinet yang antusias terhadap inovasi energi, Melati mengungkapkan keyakinan bahwa dialog antara pengembang dan pemerintah dapat menghasilkan solusi yang menguntungkan. Kemitraan yang baik antara sektor publik dan swasta menjadi kunci untuk menjawab tantangan energi yang ada saat ini.
Pentingnya Dukungan Pasokan Energi ke Smelter
Selain izin pembangunan, aspek penting lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah jaminan pasokan energi untuk mendukung fungsi smelter baru. Melati menekankan bahwa tanpa adanya kepastian mengenai aliran listrik, operasional smelter bisa mengalami gangguan yang signifikan. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak menjadi sangat krusial.
Dia juga menyatakan perlunya kesepakatan dengan penyedia energi, baik dari PLN maupun Independent Power Producers (IPP). Keterlibatan IPP dalam penyediaan energi menjadi bagian integral yang tak terpisahkan dari setiap proyek yang tangguh. Dalam hal ini, alokasi bahan baku energi pun harus direncanakan dengan matang.
Untuk mendukung ini, Melati berharap kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk batu bara dapat berkelanjutan. Pengaturan yang jelas dan konkretnya dapat membantu memastikan ketersediaan bahan baku yang diperlukan bagi operasi PLTU dan pada akhirnya smelter baru. Dukungan ini akan berkontribusi pada keberhasilan proyek nasional di sektor aluminium.













