Pemerintah Indonesia, melalui Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman, berkomitmen untuk mengatasi masalah kekurangan stok bahan bakar minyak (BBM) RON 92 dan RON 95 di sejumlah SPBU swasta. Upaya ini bertujuan untuk memastikan kelancaran distribusi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM berkualitas.
Sebelumnya, permasalahan ini muncul setelah beberapa SPBU swasta, seperti Shell dan Vivo, mengalami kekosongan stok sejak Agustus 2025. Dalam upaya mengatasi hal ini, pemerintah telah menawarkan opsi impor base fuel, namun skema ini belum mendapatkan persetujuan dari badan usaha swasta terkait.
Laode Sulaeman menjelaskan bahwa prioritas saat ini adalah menyelesaikan permasalahan terkait RON 92 sebelum beralih ke kebutuhan RON 95. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama para pengguna kendaraan roda dua yang berkontribusi besar terhadap konsumsi BBM.
Pemenuhan Kebutuhan BBM Berdasarkan Stok dan Permintaan Masyarakat
Pentingnya memenuhi kebutuhan BBM RON 92 terdengar jelas dalam pernyataan Laode. Menurutnya, distribusi BBM yang lancar akan memastikan masyarakat mendapatkan akses yang baik terhadap bahan bakar yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari.
Laode menambahkan bahwa meskipun BBM dengan kadar oktan lebih tinggi, seperti RON 95, dapat diproduksi oleh kilang-kilang di Indonesia, fokus saat ini adalah menyelesaikan kekurangan pada RON 92 terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan pendekatan bertahap pemerintah dalam mengatasi masalah distribusi BBM.
Pemerintah juga memastikan bahwa PT Pertamina telah melelang pasokan BBM kepada tiga badan usaha yang mengelola SPBU swasta. Keberhasilan lelang ini diharapkan dapat membantu mengurangi kekurangan pasokan yang ada saat ini.
Langkah Strategis untuk Mengatasi Kekurangan Stok BBM
Laode menjelaskan bahwa langkah strategis pemerintah adalah mempercepat pemenuhan kebutuhan BBM RON 92 di SPBU swasta. Setelah kebutuhan RON 92 terpenuhi, barulah akan dilakukan penanganan terhadap ketersediaan RON 95.
Dia menekankan bahwa kendala yang dihadapi dalam pemenuhan RON 92 berakar dari masalah distribusi yang perlu segera diatasi. Dengan penyelesaian yang tepat, diharapkan situasi akan kembali normal dalam waktu dekat.
Rencana pemerintah untuk menyediakan BBM RON 95 tampaknya masih dalam tahap perencanaan, dan Laode menegaskan bahwa untuk saat ini, prioritas utama tetap pada RON 92. Hal ini menunjukkan perlunya fokus yang jelas dalam manajemen bahan bakar.
Peluang untuk Meningkatkan Kerjasama antara Pemerintah dan Perusahaan Swasta
Kerjasama antara pemerintah dan badan usaha swasta menjadi kunci dalam menangani permasalahan stok BBM. Laode menekankan pentingnya kesepakatan antara kedua pihak untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan.
Pemerintah berharap dengan memenuhi kebutuhan RON 92, kepercayaan masyarakat terhadap ketersediaan BBM akan meningkat. Kesepakatan yang terjalin dengan baik juga dapat mendukung kestabilan harga BBM di pasaran.
Melalui dialog yang konstruktif antara pemerintah dan perusahaan swasta, diharapkan dapat dihasilkan solusi yang efisien dan efektif. Hal ini penting agar distribusi BBM tidak terhambat di masa mendatang, sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi tanpa masalah.













