Aktor Herjunot Ali baru-baru ini berbagi pandangannya tentang tantangan hidup dalam mengatur keuangan ketika seseorang baru mulai mendapatkan penghasilan. Ia mengungkapkan, banyak orang terjebak dalam gaya hidup hedonisme karena kurangnya pemahaman mengenai literasi keuangan. Hal ini sering kali berakibat besar pasak daripada tiang dalam pengelolaan keuangan pribadi.
Di era digital yang sangat terhubung seperti sekarang, pengaruh sosial media semakin membuat orang lebih mudah terjebak dalam godaan untuk mengikuti gaya hidup orang lain. Hal ini semakin memperparah kecenderungan untuk menghabiskan lebih banyak uang untuk hal-hal yang tidak perlu.
“Ketika saya melihat orang-orang di sekitar yang membeli mobil baru atau sering berlibur, saya pun merasa terpengaruh. Saya, di masa muda, juga terjebak dalam siklus itu, walaupun sebenarnya saya tidak memiliki cukup modal untuk menjalani gaya hidup seperti itu,” jelas Herjunot saat berbicara dalam acara LPS Financial Festival 2025.
Aktor tersebut mengakui bahwa dia juga pernah mengalami kesalahan dalam mengelola keuangan pribadi. Oleh karena itu, ia sangat mendorong generasi muda untuk mulai menabung dan melakukan investasi sedini mungkin agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama.
Menabung di bank, menurutnya, adalah langkah yang aman karena dijamin oleh lembaga yang berwenang. Herjunot juga menekankan pentingnya untuk tidak takut mengambil keputusan finansial, karena setiap kesalahan dapat menjadi pelajaran berharga dalam memahami literasi keuangan.
“Namun, kita harus berhati-hati dan tidak melangkah ke dalam instrumen-instrumen finansial yang mungkin tidak kita pahami,” tambahnya dengan tegas.
Di tengah maraknya informasi yang membanjiri media sosial, Herjunot mengingatkan pentingnya untuk menahan diri dalam pengeluaran. Ia menuturkan bahwa “overabundance of information” sering membuat generasi muda tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.
“Hal ini menyebabkan banyak orang merasa perlu untuk mengeluarkan uang mereka walaupun sebenarnya tidak mampu,” ujarnya. Di usianya yang ke-39, Herjunot pun berkomitmen untuk tidak lagi terjebak dalam pola pikir yang mengarah ke fear of missing out (FOMO) dan perilaku hedonistik.
Sementara itu, Noni Debora Silalahi, Assistant Vice President Bank Mandiri, juga mengatakan pentingnya melakukan perencanaan keuangan. Dia menganjurkan agar setiap individu memulai dengan membuat anggaran bulanan untuk mengetahui pengeluaran mereka.
“Kami perlu membuat anggaran setiap bulan untuk mencermati mana pengeluaran yang sebaiknya ditekan dan mana yang wajib dibayar. Ini adalah langkah awal yang sangat penting,” ucap Noni dalam kesempatan tersebut.
Noni menambahkan, setelah membuat anggaran, langkah berikutnya adalah menyiapkan dana darurat. Bekal ini sangat penting karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
“Teorinya, dana darurat yang ideal adalah tiga kali lipat dari pengeluaran bulanan kita,” jelasnya. Dengan langkah-langkah ini, masyarakat diharapkan bisa lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan dalam hal keuangan.
Selain itu, penting juga untuk menyisihkan dana untuk ditabung dan berinvestasi sesuai dengan profil risiko masing-masing individu. Noni menyatakan bahwa super app Livin’ by Mandiri memiliki berbagai produk perencanaan keuangan, mulai dari tabungan hingga instrumen investasi.
Mengatasi Gaya Hidup Hedonis di Era Digital
Kebangkitan teknologi dan media sosial telah membawa dampak signifikan pada pola pikir dan perilaku generasi muda dalam pengelolaan keuangan. Gaya hidup hedonisme, yang sering kali dipicu oleh pameran status di depan publik, mengharuskan individu untuk lebih kritis dan bijaksana dalam menggunakan uang mereka.
Tantangan utamanya adalah memfilter informasi yang diterima dari media sosial dan menilai efektivitasnya. Remaja dewasa saat ini selalu dihadapkan pada pilihan antara mengikuti tren terbaru atau memprioritaskan tabungan dan investasi untuk masa depan yang lebih menjanjikan.
Para ahli menyarankan, untuk menghindari tekanan sosial, penting untuk memiliki rencana keuangan yang jelas. Dengan rencana yang baik, seseorang dapat lebih fokus pada tujuan jangka panjang daripada terpengaruh oleh standar hidup yang dipamerkan orang lain.
Hal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya literasi keuangan, yang harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Memahami konsep dasar pengelolaan uang, investasi, dan tabungan dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih bertanggung jawab secara finansial.
Oleh karena itu, peran orang tua dalam membangun sikap positif terhadap uang juga sangat krusial. Diskusi terbuka mengenai keuangan dapat membantu anak-anak untuk lebih siap menghadapi dunia nyata.
Pentingnya Diskusi Terbuka tentang Keuangan di Keluarga
Membangun kesadaran tentang keuangan dalam lingkungan keluarga dapat mempengaruhi perspektif anak terhadap uang di masa depan. Diskusi mengenai nilai uang dan cara mengelolanya harus menjadi bagian dari pendidikan keluarga.
Ketika anak-anak diajarkan tentang pentingnya menabung, berinvestasi, dan memberi, mereka lebih cenderung menjadi pribadi yang seimbang dalam pengelolaan keuangan. Hal ini tidak hanya menghindarkan mereka dari jebakan gaya hidup hedonis, tetapi juga membentuk karakter yang lebih baik.
Selain itu, orang tua juga harus memberikan contoh yang baik dalam pengelolaan keuangan. Tindakan nyata, seperti menabung secara rutin, dapat lebih efektif dibandingkan sekadar memberi tahu anak-anak mengenai pentingnya pengelolaan uang.
Memanfaatkan aplikasi keuangan yang tersedia dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan tentang anggaran dan pengeluaran. Dengan cara ini, anak-anak dapat belajar untuk melihat secara langsung bagaimana cara mengelola pendapatan mereka sendiri.
Di era informasi yang terus berkembang, penting bagi generasi muda untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang ada. Keterampilan dan pengetahuan finansial yang baik dapat menjadi penentu keberhasilan di masa depan.
Menjadi Financially Savvy dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk menjadi cerdas dalam mengelola keuangan, individu perlu mengembangkan kebiasaan yang baik. Hal ini termasuk mencatat segala pemasukan dan pengeluaran, serta secara berkala mengevaluasi kebiasaan tersebut.
Dengan melacak pengeluaran, seseorang dapat mengidentifikasi area mana yang bisa dikurangi. Ini adalah langkah penting untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang yang telah ditetapkan.
Selain itu, penting untuk mencari informasi lebih lanjut tentang berbagai instrumen investasi. Dengan memahami alat investasi yang tepat, individu dapat membuat keputusan yang lebih obyektif dan terinformasi.
Saran dari para ahli keuangan sering kali memberikan wawasan yang berharga mengenai apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan stabilitas finansial. Dengan mengikuti tren investasi dan berita ekonomi, individu dapat menjalani hidup yang lebih mapan secara finansial.
Akhirnya, dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan lebih banyak orang dapat menjalani kehidupan yang seimbang dan tidak terjerat dalam gaya hidup hedonis. Setiap keputusan finansial kecil dapat berkontribusi pada keseluruhan kestabilan dan kebebasan finansial di masa depan.