Jakarta, berita terbaru mengenai PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) menunjukkan rencana penerbitan surat utang global senilai maksimum US$500 juta. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat struktur modal dan meningkatkan likuiditas perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi yang berkelanjutan.
Melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, perusahaan ini akan menerbitkan fixed rate notes yang dicatatkan di Singapore Exchange (SGX-ST). Rencana tersebut mencerminkan strategi jangka panjang untuk mengelola utang dan fungsionalitas pendanaan di pasar internasional.
Dalam keterbukaan informasi tertanggal 21 Oktober 2025, manajemen menjelaskan bahwa penerbitan surat utang ini tergolong material. Nilai yang tertera mencapai 495,66% dari total ekuitas konsolidasi perusahaan yang tercatat sebesar US$100,87 juta per 30 Juni 2025.
Alasan Penerbitan Surat Utang Global oleh BUMA
Dana yang diperoleh dari penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk refinancing utang yang ada, kebutuhan operasional perusahaan, dan rencana akuisisi di masa yang akan datang. Dengan adanya dana segar, perusahaan dapat lebih fleksibel dalam mengambil keputusan strategis.
Surat utang ini memiliki tenor maksimal lima tahun dengan bunga tetap yang dapat mencapai 10% per tahun. Pembayaran bunga akan dilakukan setiap enam bulan, yang memberikan struktur pembayaran yang terencana dan terukur.
Penerbitan surat utang ini akan dilakukan sesuai dengan aturan Rule 144A dan Regulation S dari Securities Act. Hal ini berarti bahwa surat utang ini tidak ditawarkan untuk dijual di Indonesia dan tidak termasuk dalam kategori penawaran umum di pasar domestik.
Implikasi Penerbitan Surat Utang terhadap Perusahaan
Surat utang ini berpotensi dijamin oleh corporate guarantee dari anak perusahaan yang dimiliki minimal 99% oleh BUMA. Dengan struktur jaminan yang kuat, investor dapat merasa lebih aman dalam berinvestasi.
Persetujuan pemegang saham akan diperlukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang direncanakan pada 27 November 2025. Rapat ini akan dilaksanakan di Gedung Pacific Century Place, SCBD, Jakarta, dan merupakan langkah penting sebelum penerbitan resmi.
Strategi penerbitan global bond ini bertujuan untuk memperpanjang profil jatuh tempo utang perusahaan. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas keuangan dan menjaga akses ke berbagai sumber pendanaan internasional.
Tanggapan Pasar terhadap Saham DOID dan Tren Terbaru
Di pasar, saham DOID mengalami kenaikan 3,73% pada perdagangan terakhir. Namun, selama tahun ini, saham tersebut mengalami penurunan sebesar 38,72%, menunjukkan volatilitas yang signifikan dalam nilai pasar.
Hingga 30 September 2025, pemegang saham mayoritas DOID tercatat adalah Northstar Tambang Persada Ltd yang dimiliki Patrick Walujo dengan kepemilikan 38,22%. Sementara itu, PT Trimegah Sekuritas, yang dimiliki oleh Garibaldi Thohir, memegang 6,59% saham DOID.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meski terdapat tantangan, BUMA berusaha untuk tetap relevan dengan mengelola keuangan secara strategis. Tindakan ini diharapkan dapat memberikan kepercayaan bagi investor untuk dukungan jangka panjang terhadap kinerja perusahaan.