PT Waskita Karya (Persero) Tbk baru-baru ini berhasil meraih kontrak untuk proyek konstruksi sistem perpipaan Karian Dam-Serpong Conveyance System. Proyek ini memiliki nilai sebesar USD 56,86 juta dan bertujuan menyediakan air baku untuk berbagai wilayah di sekitar Banten dan sekitarnya.
Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, menjelaskan bahwa proyek ini bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur, tetapi juga merupakan upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih. Dengan sistem perpipaan ini, diharapkan kebutuhan air bagi masyarakat dapat terpenuhi dengan lebih baik.
“Adanya KSCS (Karian Dam-Serpong Conveyance System) diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan air bersih yang lebih mudah diakses,” tambahnya. Proyek ini mencakup penyediaan air baku di berbagai wilayah antara lain Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang.
Lebih lanjut, Hanugroho menyatakan bahwa proyek ini juga memiliki potensi untuk memperbaiki kesehatan dan sanitasi di lingkungan masyarakat. Dengan tersedianya air bersih, berbagai masalah kesehatan yang diakibatkan oleh kekurangan air dapat diminimalisasi.
Proyek yang Mendorong Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Dengan adanya proyek ini, diharapkan dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya dalam sektor air bersih dan sanitasi. Penyediaan air baku ini akan memenuhi kebutuhan di tiga provinsi: Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
“Pembangunan KSCS tidak hanya akan memberikan solusi bagi penyediaan air baku, tetapi juga akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan air nasional,” ungkap Hanugroho. Proyek ini akan menjamin ketersediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat di masa depan.
Pentingnya proyek ini tidak hanya terletak pada aspek teknis, tetapi juga dampaknya yang lebih luas bagi masyarakat. Dengan adanya air bersih, industri dan pertanian di sekitarnya juga dapat berkembang dengan baik, memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Kegiatan ini sejalan dengan visi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sambil menjaga kelestarian lingkungan. Melalui proyek ini, Waskita Karya berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Kontrak Baru dan Proyek Irigasi Lainnya
Sebelumnya, Waskita Karya juga berhasil mendapatkan kontrak baru untuk pengerjaan Daerah Irigasi (DI) Komering Sub DI Lempuing Fase 3 Paket I di Sumatera Selatan. Kontrak tersebut memiliki nilai sebesar Rp318,54 miliar dan menjadi sebuah langkah penting dalam peningkatan sistem irigasi di daerah tersebut.
Selain itu, mereka juga memperoleh kontrak rehabilitasi jaringan utama DI di Banten yang bernilai Rp415,44 miliar. Proyek ini bertujuan untuk memperbaiki sistem irigasi yang ada, sehingga dapat meningkatkan keberlangsungan pertanian di wilayah tersebut.
Dengan rangkaian proyek irigasi yang tengah berjalan seperti DI Belitang Lempuing, modernisasi DI Rentang, DI Salamdarma, dan Kamojang di Jawa Barat, Waskita Karya menunjukkan komitmennya dalam mengelola kegiatan infrastruktur air dengan baik. Ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung ketahanan pangan dan kemandirian sumber daya air di Indonesia.
Peningkatan infrastruktur irigasi yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan tingkat produksi pertanian, tetapi juga untuk memperbaiki kualitas hidup petani. Ketersediaan air yang lebih terjamin akan mendorong hasil pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.
Pentingnya Adaptasi Terhadap Tantangan Iklim di Sektor Konstruksi
Proyek-proyek infrastruktur seperti yang dilakukan Waskita Karya juga perlu mempertimbangkan perubahan iklim yang semakin nyata. Adaptasi terhadap tantangan iklim merupakan bagian integral dari setiap proyek konstruksi modern.
Salah satu komitmen Waskita Karya adalah untuk memastikan bahwa setiap proyek yang dijalankan ramah lingkungan dan berkelanjutan. Ini mencakup penggunaan teknologi tepat guna dan metode konstruksi yang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dalam konteks ini, ketahanan air menjadi semakin krusial. Proyek KSCS diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan air baku saat ini, tetapi juga mampu bertahan dalam menghadapi tantangan iklim di masa depan.
Salah satu langkah proaktif adalah pelaksanaan studi dampak lingkungan yang komprehensif untuk setiap proyek yang akan dikerjakan. Hal ini akan memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun akan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.