Kolaborasi antara perusahaan besar dan lembaga internasional sering kali menghasilkan dampak yang signifikan bagi masyarakat. Salah satu contohnya adalah kemitraan antara Samsung dan United Nations Development Programme (UNDP) yang bertujuan untuk menciptakan inovasi bermakna yang berfokus pada keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.
Inisiatif ini berfokus pada pemberdayaan generasi muda untuk mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, yang diharapkan dapat menciptakan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, program ini berlatar belakang urgensi perlindungan planet kita dari dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Tahun ini, program tersebut meluncurkan cohort baru yang terdiri dari pemimpin muda yang berbakat, termasuk Brigitta Gunawan dari Indonesia. Brigitta dikenal sebagai aktivis lingkungan yang berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait konservasi laut dan pentingnya ekosistem maritim.
Peran Samsung dalam Mendukung Pemimpin Muda Global
Samsung berkomitmen untuk memfasilitasi para pemimpin muda dengan teknologi yang dapat mendukung misi mereka. Melalui kolaborasi dengan UNDP, mereka tidak hanya memberikan perangkat teknologi, tetapi juga membangun jaringan yang lebih luas untuk para aktivis ini.
Brigitta Gunawan, sebagai salah satu pemimpin baru yang terpilih, telah menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam menyebarkan informasi serta meningkatkan literasi lingkungan. Device seperti Galaxy S25 Ultra memungkinkan Brigitta untuk mengembangkan konten edukatif dengan lebih mudah dan efektif.
Inovasi dalam teknologi komunikasi serta informasi tidak hanya membantu dalam meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga membuka peluang bagi kolaborasi yang lebih luas. Melalui teknologi, Brigitta dapat menjangkau audiens yang lebih besar, mengedukasi mereka tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut.
Inisiatif Diverseas dan Dampaknya
Salah satu proyek yang dikelola Brigitta adalah Diverseas, sebuah inisiatif yang memanfaatkan teknologi virtual reality (VR). Program ini memberikan pengalaman imersif kepada siswa dan masyarakat untuk memahami ekosistem laut secara langsung dan mendalam.
Teknologi VR membawa perubahan dalam metode pendidikan tradisional, memungkinkan peserta untuk menjelajahi lingkungan bawah laut tanpa harus terjun langsung. Dengan demikian, pengetahuan yang didapatkan tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif dan menarik.
Pengalaman ini mendorong peserta untuk memiliki kepedulian lebih terhadap masalah lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan melalui pendekatan yang inovatif dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap isu-isu penting, terutama yang berkaitan dengan konservasi laut.
Kebangkitan Kesadaran Lingkungan Melalui Teknologi
Siklus pendidikan yang menyenankan seperti ini akan sangat meningkatkan pemahaman masyarakat akan keberlanjutan lingkungan. Brigitta sendiri menyampaikan pengalaman pribadinya dalam snorkelling yang mengubah pandangannya terhadap pelestarian lingkungan.
Pernyataan Brigitta mengenai pentingnya mengubah pola pikir dari “one day” menjadi “day one” menggarisbawahi urgensi tindakan nyata. Ini menunjukkan bahwa kesadaran bukan hanya cukup dipahami, tetapi harus diikuti dengan tindakan yang konkret.
Melalui kolaborasi dan dukungan teknologi, generasi muda seperti Brigitta memiliki peluang untuk menciptakan dampak yang lebih besar. Mereka bisa menjadi agen perubahan dalam menciptakan kesadaran lebih luas mengenai isu-isu penting terkait lingkungan.













